Header Ads

LULUS SD HAFAL 3 JUZ ATAU LEBIH?

LULUS SD HAFAL 3 JUZ?
MARI MENIRU CARA MENGAJAR MALAIKAT JIBRIL


Termasuk bidang unggulan Sekolah Islam favorit saat ini adalah Al Quran. Di Surabaya sekolah-sekolah Islam berani memasang target yang tinggi untuk tahfidz. TK Yaa Bunayya memasang target ½ Juz (al A’la – An Naas), SD SD Islam di Surabaya rata-rata 1 Juz, bahkan SD Luqman Al Hakim Surabaya memasang target 3 Juz (Juz 28, 29 dan 30).  Bagi sebagian guru tentu target 3 juz untuk sd adalah sesuatu yang sangat sulit  untuk diwujudkan. Tapi kalau kita tahu bagaimana caranya pastilah itu bukan sesuatu yang mustahil. Bahkan di Pesantren Al Quran Kudus Jawa Tengah ada MI berasrama yang sudah berkali-kali meluluskan semua lulusannya hafal 30 Juz dengan sempurna. Bagaimana dengan sekolah kita. Berikut ini ada beberapa teknik mengajar tahfidz yang bisa diadopsi di sekolah anda.

Salah satu metode mengajarkan hafalan (tahfidz) adalah dengan meniru cara Nabi Ibrahim. Sebelum membahas teknik mengajarkan hafalanakan Al Quran ada baiknya kita mengenal metode Jibril dahulu. Metode ini dikenal penulis waktu menjadi santri di Pesantren Tahfidzul Quran Mojogeneng Mojokerto Jawa Timur era 90 an. Metode ini diilhami dan di dasarkan pada cara mengajar Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang tidak bisa baca tulis. Tentang siapa yang mempopulerkankannya pertama kali tentu jawabannya adalah Malaikat Jibril. Sehingga kita menyebutnya metode Jibril.

Metode ini digunakan untuk mengajarkan hafalan (tahfidz) kepada santri yang masih belum bisa membaca Al Quran sama sekali atau sudah bisa membaca tapi masih belum sempurna. Misalnya untuk anak TK, SD kelas 1 atau untuk orang dewasa yang masih baru belajar membaca Al Quran

Teknik mengajar tahfidz adalah guru membacakan ayat dari surat yang di hafal dengan cara membacakan per kalimah (kata) kemudian ditirukan oleh santri dan dilanjutkan membacakan kalimah (kata ) berikutnya lalu ditirukan lagi. Selanjutnya kalimah-kalimah yang sudah dibacakan tadi di sambung dan di tirukan santri.  Semoga gambar d bawah ini bisa dipahami.

Guru Membaca
Murid Menirukan
G – 1
S – 1
G  - 2
S  - 2
G  - 1 dan 2
S  - 1 dan 2
G – 3
S – 3
G – 4
S – 4
G – 3 dan 4
S – 3 dan 4
G – 1,2,3 dan 4
S – 1,2,3 dan 4


G adalah lambang dari guru,  S adalah santri dan nomor  adalah mewakili kalimah yang dibaca. Maksudnya adalah guru membaca kalimat (kata 1) kemudian ditirukan santri dan dilanjutkan dengan kalimah berikutnya (mohon diperhatikan ilustrasi di atas)

Teknik mengajar tahfidz seperti di atas biasanya diterapkan pada santri yang masih belajar al Hidayah 1, untuk santri Al Hidayah 2 bisa ditingkatkan 2 kalimah – 2 kalimah. Untuk al Hidayah 3 bisa tingkatkan 3 kalimah- 3 kalimah dan santri al Hidayah 4 bisa ditingkatkan lagi per 4 kalimah.

Selanjutnya untuk kelompok santri yang masih baru saja lulus al Hidayah 4 dan naik tingkat ke Al Quran.  Maka teknik mengajarnya bisa dibacakan (diperdengarkan) per ayat (pendek) lalu ditirukan bersama dan dicoba satu-satu.


Metode Jibril bisa juga diterapkan melalu audio berupa file MP3 yang diperdengarkan dan ditirukan santri serta dihafalkan. Memperdengarkan bacaan Al Quran setiap hari bisa menstimulasi santri hafal dengan sendirinya seperti halnya lagu-lagu yang banyak beredar di pasaran. Seperti pengalaman penulis waktu kecil sudah hafal surat Al hujurat, Ar Rahman dan Yasin karena sering mendengar dari Masjid yang diputar setiaphari menjelang maghrib.


Semoga bermanfaat
Al Faqiir Zainun Nasich Z
Penyusun Buku Al Hidayah : Belajar Al Quran dengan Warna


untuk informasi dan pelatihan
Hubungi:
Ustadz Abdur Rochman 
Telp. 087851153405
metodealhidayah@ymail.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.